Arti Sifat Jujur Adalah

Macam Sifat Jujur dalam Islam

Di dalam agama Islam ada sifat-sifat jujur yang harus dipahami, yaitu:

Shiddiq Al-Qalbi adalah sifat jujur yang diterapkan oleh manusia dalam niatnya. Dalam berniat tentunya disertai keikhlasan dalam melakukan perbuatan tersebut. Amal perbuatan haruslah didasari dengan niat yang baik, niat untuk beribadah hanya kepada Allah SWT semata.

Jika amal tidak berdasarkan untuk beribadah kepada Allah SWt, maka akan gugur pahala dari perbuatan-perbuatan yang dilakukan. Hal ini dijelaskan dalam hadits Nabi Muhammad yang diriwayatkan oleh Hakim, hadits tersebut berbunyi,

فَقَالَ : مَا عَمِلْتَ فِيهَا ؟ قَالَ : تَعَلَّمْتُ الْعِلْمَ وَقَرَأْتُ الْقُرْآنَ وَعَمِلْتُهُ فِيكَ ، قَالَ : كَذَبْتَ ، إِنَّمَا أَرَدْتَ أَنْ يُقَالَ فُلاَنٌ عَالِمٌ ، وَفُلاَنٌ قَارِئٌ ، فَقَدْ قِيلَ ، فَأُمِرَ بِهِ فَسُحِبَ عَلَى وَجْهِهِ حَتَّى أُلْقِيَ فِي النَّارِ

“Kemudian ditanyakan (kepadanya): “Apa yang engkau perbuat sewaktu di dunia?” ia menjawab: “Aku menuntut ilmu dan membaca Alquran serta mengamalkannya di jalan-Mu.” Lalu dijawab, “Bohong! Kamu melakukannya hanya ingin disebut sebagai orang yang alim, yang qari.” Kemudian Allah memerintahkan untuk disungkurkan wajahnya dan dilemparkan ke dalam api neraka.”

Shiddiq Al-Hadits adalah sifat jujur yang diterapkan oleh manusia pada perkataan yang diucapkannya. Umat Islam diperintahkan untuk selalu menjaga perkataannya. Perkataan yang harus diucapkan adalah sebuah kebenaran, bukan kebohongan. Kebohongan akan menuntun ke dalam kebohongan-kebohongan lainnya. Orang-orang yang beriman diperintahkan oleh Allah SWT untuk berkata jujur seperti yang tertera di dalam Al-Quran surat Al-Ahzab ayat 70 yang berbunyi,

يٰٓاَيُّهَا الَّذِيْنَ اٰمَنُوا اتَّقُوا اللّٰهَ وَقُوْلُوْا قَوْلًا سَدِيْدًاۙ

“Wahai orang-orang yang beriman! Bertakwalah kamu kepada Allah dan ucapkan lah perkataan yang benar.”

Shiddiq Al-Amal adalah sifat jujur yang dilakukan oleh manusia dalam melakukan segala perbuatannya. Jujur dalam melakukan suatu perbuatan merupakan derajat yang sangat tinggi. Orang yang jujur dalam melakukan amalan atau perbuatannya berarti tidak memiliki riya di dalam hatinya, ia tidak mengharapkan pujian dari manusia, namun hanya berharap pujian dari Allah SWT semata. orang yang jujur tidak akan ragu-ragu untuk melakukan kebaikan, hal ini tertera dalam surat Al-Hujurat ayat 15, yang berbunyi,

اِنَّمَا الْمُؤْمِنُوْنَ الَّذِيْنَ اٰمَنُوْا بِاللّٰهِ وَرَسُوْلِهٖ ثُمَّ لَمْ يَرْتَابُوْا وَجَاهَدُوْا بِاَمْوَالِهِمْ وَاَنْفُسِهِمْ فِيْ سَبِيْلِ اللّٰهِ ۗ اُولٰۤىِٕكَ هُمُ الصّٰدِقُوْنَ

“Sesungguhnya orang-orang mukmin yang sebenarnya adalah mereka yang beriman kepada Allah dan Rasul-Nya kemudian mereka tidak ragu-ragu dan mereka berjihad dengan harta dan jiwanya di jalan Allah. Mereka itulah orang-orang yang benar.”

Shiddiq Al-wa’d adalah sifat jujur yang diterapkan oleh manusia dalam menepati janjinya kepada orang lain. Tidak hanya janji kepada orang lain, namun juga janji kepada dirinya sendiri. Misalnya, jika seseorang mendapatkan harta dari segala jerih payahnya, dan berjanji untuk memberikan sebagian kepada orang yang membutuhkan, maka itu termasuk dalam jujur untuk menepati janji. Hal ini dituliskan dalam Al-Quran surat Al-Ahzab ayat 23 yang berbunyi,

مِنَ الْمُؤْمِنِيْنَ رِجَالٌ صَدَقُوْا مَا عَاهَدُوا اللّٰهَ عَلَيْهِ ۚ فَمِنْهُمْ مَّنْ قَضٰى نَحْبَهٗۙ وَمِنْهُمْ مَّنْ يَّنْتَظِرُ ۖوَمَا بَدَّلُوْا تَبْدِيْلًاۙ

“Di antara orang-orang mukmin itu ada orang-orang yang menepati apa yang telah mereka janjikan kepada Allah. Dan di antara mereka ada yang gugur, dan di antara mereka ada (pula) yang menunggu-nunggu dan mereka sedikit pun tidak mengubah (janjinya)”

Shiddiq Al-Hall adalah sifat jujur yang diterapkan oleh manusia pada segala hal yang dia lakukan. Misalnya, jujur dalam berpendapat, jujur dalam melakukan pekerjaan, jujur jika diberikan amanat, dan tidak ada sifat iri atau dengki di dalam hatinya. Ketika seseorang berperilaku jujur baik dalam perkataan dan perbuatannya, maka akan ditunjukkan dalam jalan kebaikan seperti yang tertera dalam hadits Nabi Muhammad, riwayat Bukhari dan muslim,

عَلَـيْكُمْ بِـالصِّدْقِ فَاِنَّ الصِّدْقَ يَـهْدِى اِلىَ اْلبِرِّ وَ اْلبِرُّ يَـهْدِى اِلىَ اْلجَنَّةِ. وَ مَا يَزَالُ الـرَّجُلُ يَصْدُقُ وَ يَـتَحَرَّى الصِّدْقَ حَتَّى يُكْـتَبَ عِنْدَ اللهِ صِدِّيـْقًا. وَ اِيـَّاكُمْ وَ اْلكَذِبَ فَاِنَّ اْلكَذِبَ يَـهْدِى اِلىَ اْلفُجُوْرِ وَ اْلفُجُوْرُ يَـهْدِى اِلىَ النَّارِ. وَ مَا يَزَالُ اْلعَبْدُ يَكْذِبُ وَ يَـتَحَرَّى اْلكَذِبَ حَتَّى يُكْـتَبَ عِنْدَ اللهِ كَـذَّابـًا

“Wajib bagi kalian untuk jujur, karena sesungguhnya jujur itu membawa pada kebaikan dan kebaikan itu membawa ke surga. Dan seseorang senantiasa jujur dan memilih kejujuran sehingga dicatat di sisi Allah sebagai orang yang jujur. Dan takutlah kalian dari dusta, karena sesungguhnya dusta itu membawa kepada kedurhakaan, dan durhaka itu membawa ke neraka. Dan seseorang senantiasa berdusta dan memilih berdusta sehingga dicatat di sisi Allah sebagai pendusta.”

Dalil Perilaku Jujur dalam Islam

Dalil tentang perilaku jujur tidak hanya dituliskan dalam Al-Quran, namun juga terdapat dalam hadits Nabi Muhammad SAW. Berikut adalah beberapa dalil tentang perintah untuk berperilaku jujur.

Perilaku jujur merupakan sifat dari orang-orang mukmin, hal ini tertera dalam Al-Quran surat Al-Ahzab ayat 23-24 yang berbunyi,

مِنَ الْمُؤْمِنِيْنَ رِجَالٌ صَدَقُوْا مَا عَاهَدُوا اللّٰهَ عَلَيْهِ ۚ فَمِنْهُمْ مَّنْ قَضٰى نَحْبَهٗۙ وَمِنْهُمْ مَّنْ يَّنْتَظِرُ ۖوَمَا بَدَّلُوْا تَبْدِيْلًاۙ لِيَجْزِيَ اللّٰهُ الصّٰدِقِيْنَ بِصِدْقِهِمْ وَيُعَذِّبَ الْمُنٰفِقِيْنَ اِنْ شَاۤءَ اَوْ يَتُوْبَ عَلَيْهِمْ ۗاِنَّ اللّٰهَ كَانَ غَفُوْرًا رَّحِيْمًاۚ

“Di antara orang-orang mukmin itu ada orang-orang yang menepati apa yang telah mereka janjikan kepada Allah. Dan di antara mereka ada yang gugur, dan di antara mereka ada (pula) yang menunggu-nunggu dan mereka sedikit pun tidak mengubah (janjinya),”

“agar Allah memberikan balasan kepada orang-orang yang benar itu karena kebenarannya, dan mengazab orang munafik jika Dia kehendaki, atau menerima taubat mereka. Sungguh, Allah Maha Pengampun, Maha Penyayang.”

Di dalam surat Al-Ahzab ayat 35 dijelaskan, orang-orang muslim yang berperilaku jujur akan diberikan pahala yang besar , ayat tersebut berbunyi,

اِنَّ الْمُسْلِمِيْنَ وَالْمُسْلِمٰتِ وَالْمُؤْمِنِيْنَ وَالْمُؤْمِنٰتِ وَالْقٰنِتِيْنَ وَالْقٰنِتٰتِ وَالصّٰدِقِيْنَ وَالصّٰدِقٰتِ وَالصّٰبِرِيْنَ وَالصّٰبِرٰتِ وَالْخٰشِعِيْنَ وَالْخٰشِعٰتِ وَالْمُتَصَدِّقِيْنَ وَالْمُتَصَدِّقٰتِ وَالصَّاۤىِٕمِيْنَ وَالصّٰۤىِٕمٰتِ وَالْحٰفِظِيْنَ فُرُوْجَهُمْ وَالْحٰفِظٰتِ وَالذَّاكِرِيْنَ اللّٰهَ كَثِيْرًا وَّالذَّاكِرٰتِ اَعَدَّ اللّٰهُ لَهُمْ مَّغْفِرَةً وَّاَجْرًا عَظِيْمًا

“Sungguh, laki-laki dan perempuan muslim, laki-laki dan perempuan mukmin, laki-laki dan perempuan yang tetap dalam ketaatannya, laki-laki dan perempuan yang benar, laki-laki dan perempuan yang sabar, laki-laki dan perempuan yang khusyuk, laki-laki dan perempuan yang bersedekah, laki-laki dan perempuan yang berpuasa, laki-laki dan perempuan yang memelihara kehormatannya, laki-laki dan perempuan yang banyak menyebut (nama) Allah, Allah telah menyediakan untuk mereka ampunan dan pahala yang besar.”

Di dalam Al-Quran surat Az-Zumar ayat 33-35 dijelaskan bahwa orang-orang yang bertakwa merupakan orang yang berkata benar atau berkata jujur, ayat tersebut berbunyi,

وَالَّذِيْ جَاۤءَ بِالصِّدْقِ وَصَدَّقَ بِهٖٓ اُولٰۤىِٕكَ هُمُ الْمُتَّقُوْنَ لَهُمْ مَّا يَشَاۤءُوْنَ عِنْدَ رَبِّهِمْ ۗ ذٰلِكَ جَزٰۤؤُا الْمُحْسِنِيْنَۚ لِيُكَفِّرَ اللّٰهُ عَنْهُمْ اَسْوَاَ الَّذِيْ عَمِلُوْا وَيَجْزِيَهُمْ اَجْرَهُمْ بِاَحْسَنِ الَّذِيْ كَانُوْا يَعْمَلُوْنَ

“Dan orang yang membawa kebenaran (Muhammad) dan orang yang membenarkannya, mereka itulah orang yang bertakwa.” “Mereka memperoleh apa yang mereka kehendaki di sisi Tuhannya. Demikianlah balasan bagi orang-orang yang berbuat baik,” “agar Allah menghapus perbuatan mereka yang paling buruk yang pernah mereka lakukan dan memberi pahala kepada mereka dengan yang lebih baik daripada apa yang mereka kerjakan.”

Kejujuran adalah sebuah perilaku yang mementingkan objektivitas dalam penilaian atau dalam mengambil keputusan. Kejujuran juga berarti tidak mengambil hak orang lain atau berlaku curang. Hal ini diperingatkan oleh Allah dalam surat Al-Muthaffifin ayat 1-6 yang berbunyi,

وَيْلٌ لِّلْمُطَفِّفِيْنَۙ الَّذِيْنَ اِذَا اكْتَالُوْا عَلَى النَّاسِ يَسْتَوْفُوْنَۖ وَاِذَا كَالُوْهُمْ اَوْ وَّزَنُوْهُمْ يُخْسِرُوْنَۗ اَلَا يَظُنُّ اُولٰۤىِٕكَ اَنَّهُمْ مَّبْعُوْثُوْنَۙ لِيَوْمٍ عَظِيْمٍۙ يَّوْمَ يَقُوْمُ النَّاسُ لِرَبِّ الْعٰلَمِيْنَۗ

Perintah untuk berperilaku jujur juga dituliskan dalam hadits Nabi Muhammad SAW. Nabi Muhammad mengatakan bahwa berperilaku jujur akan mengantarkan kita pada kebaikan. Hadits tersebut diriwayatkan oleh Bukhari dan Muslim yang berbunyi :

“Dari Abdullah bin Mas’ud dari Nabi SAW bersabda; sesungguhnya kejujuran itu membawa pada kebaikan dan kebaikan itu membawa (pelakunya) ke surga dan orang yang membiasakan dirinya berkata benar(jujur) sehingga ia tercatat disisi Allah sebagai orang yang benar, sesungguhnya dusta itu membawa pada keburukan (kemaksiatan) dan keburukan itu membawa ke neraka dan orang yang membiasakan dirinya berdusta sehingga ia tercatat disisi Allah sebagai pendusta.”

Kewajiban untuk berperilaku jujur juga disebutkan dalam hadits yang diriwayatkan oleh Ibnu Hibban, yang berbunyi,

عَنْ اَبِى بَكْرٍ الصِّدِّيْقِ ر.ض. قَالَ: قَالَ رَسُوْلُ اللهِ صلى الله عليه وسلم: عَلَيْكُمْ بِالصِّدْقِ, فَاِنَّهُ مَعَ البِرَّ وَهُمَا فِى الْجَنَّةِ, وَاِيَّاكُمْ وَالْكَذِبَ فَاِنَّهُ مَعَ الْفُجُوْرِوَهُمَافِى النَّار.

“Dari Abu Bakar Ash-Shiddiq ia berkata, Rasulullah SAW bersabda: Wajib atasmu berlaku jujur, karena jujur itu bersama kebaikan, dan keduanya di Surga. Dan jauhkanlah dirimu dari dusta, Karena dusta itu bersama kedurhakaan, dan keduanya di neraka”.

Orang yang jujur akan memperoleh surga dari Allah SWT

Orang yang selalu berperilaku jujur akan memperoleh manfaat baik di dunia maupun di akhirat. Allah bahkan menjanjikan surga untuknya, seperti yang dituliskan dalam Al-Quran surat Al-maidah ayat 119 yang berbunyi,

قَالَ اللّٰهُ هٰذَا يَوْمُ يَنْفَعُ الصّٰدِقِيْنَ صِدْقُهُمْ ۗ لَهُمْ جَنّٰتٌ تَجْرِيْ مِنْ تَحْتِهَا الْاَنْهٰرُ خٰلِدِيْنَ فِيْهَآ اَبَدًا ۗرَضِيَ اللّٰهُ عَنْهُمْ وَرَضُوْا عَنْهُ ۗذٰلِكَ الْفَوْزُ الْعَظِيْمُ

“Allah berfirman, “Inilah saat orang yang benar memperoleh manfaat dari kebenarannya. Mereka memperoleh surga yang mengalir di bawahnya sungai-sungai, mereka kekal di dalamnya selama-lamanya. Allah rida kepada mereka dan mereka pun ridha kepada-Nya. Itulah kemenangan yang agung.”

Contoh Perilaku Jujur di Sekolah

1. Tidak mencontek saat mengerjakan soal ujian 2. Tidak membohongi uang pembayaran sekolah 3. Tidak berkata bohong kepada teman, guru, dan staff sekolah 4. Tidak berbohong saat membeli makanan di kantin

Tidak Memprioritaskan Kekuatan Materi

Kekuatan materi memang dibutuhkan dalam perjuangan, namun materi bukanlah segalanya, Allah lah yang menentukan segala sesuatunya. Jadi, jangan pernah menomorsatukan kekuatan materi.

Hikmah Perilaku Jujur

Setiap perbuatan yang kita lakukan akan ada konsekuensinya, begitu pula dengan kejujuran. Pada buku Hasil Sebuah Kejujuran oleh Ami Raksanagara dijelaskan mengenai nilai kejujuran, rajin, hati yang bersih, halus rasanya, dan masih banyak lagi.

Orang muslim yang selalu berperilaku jujur akan diberikan hak-hak istimewa oleh Allah SWT. Tidak hanya mendapatkan pahala untuk akhirat, namun juga ada balasan di dunia. Berikut adalah hikmah dari memiliki perilaku jujur yaitu:

Lebih Mencintai Akhirat Dibandingkan Dunia dan Seisinya

Perlu kita pahami bahwa dunia ini bukanlah tujuan akhir, tapi hanya sebagai jembatan menuju akhirat. Seorang muslim tidak akan merasa ragu meninggalkan dunia, asal Ia mendapatkan kebahagiaan yang hakiki di akhirat nanti.

Al-Inshafu Min Adz-Dzati

Al-Inshafu Min Adz-Dzati artinya bersikap objektif pada diri sendiri. Orang yang memiliki sifat syaja’ah akan menilai dirinya secara objektif dan juga meyakini bahwa dirinya mempunyai kekurangan dan juga kelebihan.

Milku An-Nafsi Inda Al-Ghadhabi

Milku An-Nafsi Inda Al-Ghadhabi artinya menguasai diri ketika marah. Salah satu ciri orang yang mempunyai sifat syaja’ah yaitu memiliki ketangguhan dalam melawan hawa nafsu dan juga amarah. Walaupun dalam kondisi yang emosi, mereka akan tetap bisa berpikir jernih.

Ciri-Ciri Orang Jujur

Untuk melihat seseorang sedang berperilaku jujur atau tidak, bisa dilihat dari ciri-cirinya. Ciri-ciri perilaku jujur, sebagai berikut:

1. Berkata yang sebenarnya 2. Selalu taat pada perintah dan menjauhi larangan Allah 3. Tidak melakukan ingkar janji terhadap orang lain 4. Selalu percaya dengan ajaran Allah SWT dan Rasu-Nya 5. Berusaha untuk bersikap adil 6. Melakukan suatu hal sesuai dengan perbuatannya